Bagai bintang dan matahari

Ketika ngumpul di rumah kakek, sang nenek yang sudah lumayan berumur menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh cucunya yang cerdas terkait suaminya dan pernikahannya. Kebetulan saat itu sang kakek berada juga di tengah-tengah mereka.

Cucu: Apakah nenek merasa kakek ada kekurangannya ?

Nenek: Wah, banyak sekali ! Sebanyak bintang di langit ! Tak sanggup nenek menghitungnya !

Cucu: (Kaget) Apakah kebaikan kakek juga banyak sekali ?

Nenek: Wah, sedikit sekali ! Bagai matahari di langit ! Semua orang tahu jumlahnya !

Cucu: (Penasaran) Lha, terus kenapa nenek sanggup hidup bersama kakek selama setengah abad dan tetap saling menyayangi ? 

Nenek: Karena begitu matahari terbit, semua bintang di langit tak lagi kelihatan !

Cucu: Oo, begitu rupanya.

Hehehe. Kekurangan kadang menimbulkan kekesalan. Akan tetapi, rasa kasih-sayang menutupi segala kekesalan juga mencegah sebuah pertengkaran. Ini baru romantis namanya.

Terakhir ingatlah, ciri pria romantis itu sedikit bicara, banyak transfer. Hehehe, nggak usah tersinggung. Banyak transfer itu bagus tho? Wong untuk menafkahi. Insya Allah itu mengundang berkah berlimpah.

disalin dari banyak sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar