Secara umum, ilmu lebih utama. Ya, lebih utama. Tapi jangan salah, harta punya fadilah dan keutamaan tersendiri. Toh kita boleh minta dua-duanya. Ilmu dan harta.
Minta harta, bolehkah? Boleh dong. Dulu Sa'd bin 'Ubadah pernah berdoa, "Ya Allah, anugerahkan kepadaku kemuliaan, dan tidak ada kemuliaan kecuali dengan amal, dan tidak ada amal kecuali dengan harta. Ya Allah, sesuatu (harta) yang sedikit tidak bisa memperbaiki diriku, dan tidak pula baik bagiku." Al-Mustadrak 'ala Ash-Shahihain 5154. Doa ini diiyakan oleh Nabi bahkan ditambah sama Nabi. Sehingga Sa'd bin 'Ubadah dan anak beliau menjadi seorang hartawan dan dermawan. Bukankah itu baik? Menariknya, Sa'd bin 'Ubadah setiap malam pulang ke rumahnya dengan mengajak 80 ahlussuffah (sahabat-sahabat yang lemah), lalu beliau memberi mereka makan malam. Bukan sekedar kaya harta, beliau juga kaya hati, kaya iman, dan kaya amal. Masya Allah. Bukankah itu baik? Sangat baik malah. Di mana amal-amal bisa diperluas dengan adanya harta. Saran saya, mintalah dua-duanya. Ilmu dan harta. Bukan salah satunya. Bahkan ketika umrah, di Multazam saya minta tiga hal. Ilmu, akhlak, dan harta. Pakai 'dan'. Bukan 'atau'. Memang, kaya itu ujian. Tapi jangan salah, miskin pun ujian. Entah berapa banyaknya orang yang tiba-tiba melepas imannya karena kefakiran terus diiming-imingi sembako. Ini fakta. Jelas sudah. Kita perlu ilmu. Kita pun perlu harta. Saat ini kita prihatin, karena kurang berilmu, sebagian orang mencari nafkah sampai membanting tulang. Pada akhirnya, yang membaca tulisan ini, saya doakan semoga diberi keluasan ilmu dan kelapangan rezeki. Aamiin. Bantu share tulisan ini ya. *Ippho Santosa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar